PENGARUH DAN KEKUATAN MEDIA MASSA BAGI HALAYAK
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini, di era globalisasi yang semakin cepat ini, peran media
massa dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat di hindari lagi, dari bangun
tidur sampai menjelang tidur pun kita teus di bombardir oleh pesan-pesan dari
media massa, bah itu dari media visual, audio, atau audio visual,
Dengan berjalannya waktu, media pun menjadi kebutuhan setiap
individu, tidak hanya orang-orang elit yang dapat menikmati media massa, bahkan
orang-orang dikalangan bawah pun dapat menikmati media massa di karenakan
mudahnya mengakses media massa, pun sekarang juga banyak yang gratis.
Karena arus pesan atau informasi dari media yang begitu cepat, perlu
adanya benteng bagi kita agar dapat memilah pesan positip dan pesan negatip,
untuk itu mari kta belajar bersama mengenai media massa dan media literaci,
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengaruh media massa bagi khalayak ?
2.
Apa
peranan dan kekuatan media massa di masa modern?
3.
Apakah
yang di namakan media literacy?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
pengaruh media massa bagi khalayak
2.
Mengetahui
peranan dan kekuatan media massa di masa modern
3.
Mengerti
media literacy
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengaruh
Media Massa bagi Khalayak
Dari hasil penelitian para ahli komunikasi, mereka berkesimpulan
bahwa media massa sangat berpengaruh terhadap halayak, ada penelitian yang
mengatakan pengaruh media massa sangat kuat dan langsung terhadap seseorang,
ada juga yang berpendaat pengaruh media massa sifatnya tidak langsung dan ada
yang moderat.
1.
Media
massa berpengaruh langsung terhadap perilaku manusia
Di berbagai media massa sering kita jumpai masalah-masalah sosial
seperti anak remaja yang hidup serumah walaupun belum menikah, pembunuhan,
pemerkosaan, dll. Masalah tersebut merupakan pengaruh atau efek adanya media
massa, mereka meniru adegan-adegan yang di tayangkan di televisi atau
vedeo-vedeo porno yang mereka lihat, ini menunjukkan bahwa kehadiran media
massa sangat bepengaruh secara langsung terhadap perilaku individu.
Salah satu contoh yang menujukkan bahwa media massa berpengaruh
langsung terhadap individu adalah pada akhir tahun 1990-an, Blumer (ahli
sosiologi), mengadakan penelitian tentang bagaimana media dalam hal ini film
dapat mempengaruhi anak-anak. Metode yang di gunakan cukup sederhana yakni 1200
pemuda dan remaja sebagai sampelnya, diminta untuk mengingat dan menceritakan
sendiri apa pengaruh film yang di tontonnya pada diri mereka di usia anak-anak.
Hasil dari penelitian, ditemukan bahwa media memiliki dampak sangat kuat pada
anak-anak, anak-anak meniru apa yang di peragakan di film untuk diterjemahkan
kedalam permainan mereka sehari-hari. Mereka belajar banyak dari perilaku, cara
bicara, cara bergaul, cara berpakaian, dan sebagainya dari film yang ditonton.[1]
2.
Komunikasi
massa tak lagi di percaya memiliki kekuatan ampuh mempengaruhi semua manusia
dengan cara yang sama.
Pada tahun 1938 di amerika ada siaran sandiwara radio
War Of The Worlds yang menimbulkan kepanikan rakyat amerika,
siaran ini menceritakan ada makhluk luar angkasa yang datang kebumi dan memusnahkan
umat manusia dengan sinar laser, akibat dari siaran ini banyak rakyat Amerika
yang panik karna mempercayai siaran sandiwara radio ini, tapi di sisi lain,
banyak juga rakyat amerika yang tidak mempercayai siaran ini sehingga tidak begitu
terpengaruh oleh siaran ini.
Dari penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan
bahwa pengaruh media massa tidak semerata yang diperkirakan. Ada individu yang
dapat di pengaruhi secara kuat dan juga ada individu yang kurang di pengaruhi
oleh media massa. Ada beberapa fakta dan studi penelitian yang memperkuat
penjelasan di atas dan menggeser teori jarum peluru, di antaranya:
a.
Studi yang
dilakukan Hedlay Cantril sekitar tahun 1938. Cantril mewawancarai secara
mendalam 138 responden yang bertempat tinggal di New Jersey, daerah dimana
kepanikan terjadi karena siaran sandiwara radio paling terasa.
Hasil studi ini menemukan bahwa pengaruh itu berbeda, bergantung
pada daya kritis dan tingkat pendidikan khalayak. Orang yang memiliki
latar belakang pendidikan tinggi, cenderung memiliki daya kritis yang tinggi,
mereka tidak langsung mempercayai informasi dari siaran yang mereka dengar,
melainkan mereka akan mengecek terlebih dahulu kebenaran dari siaran tersebut.
b.
Studi
tentang pengaruh kampanye pemilihan presiden tahun 1940 yang dilakukan Paul
Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet. Penelitian yang dilakukan di
Erie Country, New York ini menggunakan 3000 responden, selama lima bulan. Para
responden di lihat sikapnya terhadap para calon presiden, perubahan-perubahan
yang terjadi selama lima bulan, sert faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi
perubahan tersebut. Hasil studi ini adalah bahwa media massa tidak
mengontrol cara berpikir pemilih. Meda massa lebih berfungsi untuk memperteguh
keyakinan yang ada. Media hanyalah salah satu bagian dari jaringan pengaruh
terhadap pemilih. Media tidak mempengaruhi pemilih dengan caa seragam, karena
pemilih bukan lagi sebagai tubuh yang pasif yang menerima apa saja yang
disuntikkan media kepadanya, akan tetapi pemilih memiliki jiwa selektif.[2]
Studi ini menganggap khalayak bukan lagi sebagai
individu yang pasif akan tetapi sebagai individu yang mempunyai jiwa selektif,
yaitu menyaring informasi, ini berarti media tidak mempengaruhi khalayak dengan
cara seragam, ada tiga bentuk pengaruh media, yaitu:
a)
Aktivasi:
proses menjadikan seseorang melakukan apa yang sebenarnya cenderung akan ia
lakukan.contoh: pada pemilihan presiden, romeo belum punya pilihan, akan tetapi
karena romeo sering menonton berita yang mengunggulkan pasangan jokwi jk, maka
ia cenderung mendukung pasangan jokowi jk twrsebut.
b)
Penguatan:
media sekedar memperkuat apa yang sudah ia yakini benar dan memang sudah sejak
awal ia mempunyai pilihan. Contoh: romeo sudah mempunyai pilihan akan memilih
pasangan jokowi jk, oleh sebab itu, Romeo sering menonton berita yang
mengunggulkan pasangan tersebut, sehingga Romeo bertambah yakin akan pilihannya
tersebut.
c)
Konversi: perubahan
sikap 180 derajat pada halayak, yang semula ingin melakukan sesuatu, menjadi
tidak ingin melakukan. Contoh: Romeo sudah mantap akan memilih pasangan jokowi
jk, akan tetapi karena dia sering menonton berita yang isi dari berita tersebut
mencitrakan pasangan prabowo hatta sebagai pasangan yang tegas, maka romeo
beralih memilih pasangan prabowo hatta.[3]
B.
Peranan
dan Kekuatan Media Massa di Masa Modern
Peran dan kekuatan Media Massa dalam Kehidupan
Bermasyarakat
Media massa dapat mengubah gaya hidup atau
budaya lokal setempat, dengan cara mempengaruhi (persuade) cara berfikir
suatu kelompok atau kalangan masyarakat tertentu agar menyukai atau mengikuti
suatu hal yang baru atau asing bagi mereka. Pengaruh dari media massa
tersebut dapat berdampak positif maupun negatif dan dapat berwujud dalam suatu
proses modernisasi ataupun westernisasi.
Menurut McQuail (2000: 102) bahwa, “the mass
media are largely responsible for what we call either mass culture or popular
culture, and they have ‘colonized’ other cultural forms in the process” (media
massa bertanggung jawab atau mempunyai peran besar terhadap apa yang disebut
kebudayaan massa atau budaya populer, dan dalam prosesnya media massa telah
‘menjajah’ bentuk budaya lain). Dengan demikian media massa dapat
mensosialisasikan dan menanamkan budaya populer negara Barat di negara Asia,
contohnya: berbagai produk ataupun gaya hidup Barat dengan mudahnya diterima
oleh masyarakat Asia seperti minuman kaleng Coca Cola, makanan cepat saji
(seperti: McDonald’s, KFC, Pizza Hut), celana jeans, musik dan para penyanyi
Barat (seperti: Madonna, Justin Timberlake, atau Rihanna). Melalui televisi dan
majalah, penyebarluasan budaya atau gaya hidup yang berlaku di negara Barat
dilakukan dengan cara yang sangat menarik di negara-negara Asia. Ditayangkannya
berbagai film barat yang mengangkat gaya hidup Barat yang bebas dan
individualis mampu mengubah kelakuan (attitude) dan perilaku (behavior)
masyarakat timur di negara-negara Asia, khususnya para remaja.
Bisa dikatakan, sebagian besar remaja Asia juga
menganggap bahwa kebudayaan asing seperti mengkonsumsi produk Barat atau
mengikuti gaya hidup masyarakat barat adalah sesuatu yang modern dan dapat
menambah wawasan mereka. Saat ini, gaya hidup masyarakat di Indonesia pun
menunjukkan suatu transisi, karena kebudayaan Timur yang berlaku telah
“terjajah” oleh kebudayaan asing yang dianggap lebih modern, praktis dan bebas.
Hal ini tentunya memberikan dampak negatif bagi perkembangan budaya lokal
setempat (budaya timur) yang seharusnya dilestarikan dan diterapkan oleh remaja
Indonesia pada umumnya. Dari cara berpakai, selera musik hingga cara berbahasa
di Indonesia sudah banyak dipengaruhi oleh budaya barat. Sangatlah jelas bahwa
proses ini termasuk dalam unsur westernisasi.
Di lain hal, media massa pun mempunyai dampak
yang positif apabila arahnya menuju proses modernisasi, misalnya: sosialisasi
gaya hidup yang positif dan modern yang tidak menimbulkan pengikisan budaya
lokal setempat. Dalam kehidupan sehari-hari, contoh kongkritnya ialah fungsi
media dalam menginformasikan ilmu pengetahuan, inovasi pendidikan maupun teknologi
terbaru. Perusahaan asing dunia yang bergerak pada bidang teknologi (misalnya:
komputer, peralatan rumah tangga dan kendaraan) menggunakan media massa untuk
memperkenalkan inovasi terbaru dari produk mereka, baik berbentuk iklan
komersil ataupun liputan berita. Secara tidak langsung, informasi yang
ditayangkan memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat luas dan mampu membuat
masyarakat luas untuk segera menggunakan barang-barang tersebut. Masyarakat
yang dulunya membersihkan lantai rumah dengan cara menyapu, sekarang sudah
dapat menggunakan vacuum cleaner. Teknologi komunikasi pun semakin marak dengan adanya
iklan-iklan televisi maupun majalah yang menampilkan perkembangan inovasi yang
dimiliki produk-produk telepon genggam atau pun internet. Dengan mudahnya
masyarakat terpengaruh oleh media massa untuk menggunakan produk-produk terbaru
demi untuk mengikuti perkembangan teknologi yang semakin hari semakin cepat.
C.
Pembahasan
Mengenai Media Literacy
a.
Pengertian
media literacy
Literasi media
adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media. Kemampuan untuk
melakukan hal ini ditujukan agar pemirsa sebagai konsumen media (termasuk
anak-anak) menjadi sadar (melek) tentang cara media dikonstruksi
(dibuat) dan diakses.[4]
media literacy oleh Mc Cannon, seorang tokoh komunikasi diartikan
sebagai kemampuan secara efektif dan secara efesien memahami dan menggunakan
media massa.[5]
James.W.Potter, media literacy diartikan sebagai satu perangkat
perspektif dimana kita secara aktif memberdayakan diri kita sendiri dalam
menafsirkan pesan-pesan yang kita terima dan bagaimana cara mengantisipasinya.[6]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media literaci adalah kemampuan
individu dalam menerima, menganalisa, menyeleksi dan menyikapi apa yang telah
ditampilkan oleh media massa. Ada 4 tahap yang harus di lalui individu dalam
memperoleh informasi dari media massa:
1.
Menerima
informasi atau pesan dari media massa
2.
Menganalisa
pesan-pesan tersebut dengan nilai-nilai yang telah kita pahami
3.
Menyeleksi
pesan-pesan yang bernilai negatip dan yang bernilai positip
4.
Menyikapi
pesan-pesan tersebut, sehingga kita dapat manfaat pesan tersebut, pesan negatip
kita jadikan pelajaran agar di suatu saat nanti kita tidak melakukannya, dan
pesan positip untuk dijadikan pedoman dan pelajaran yang baik,
b.
Pentingnya
mempelajari media literacy
media sudah menjadi “teman” kita sehari-hari. media bukan lagi
sebuah objek konsumsi kelas sosial tertentu, setiap orang punya akses ke media.
televisi, radio, koran bahkan internet tampaknya mulai dekat dengan kehidupan
kita, jika diibaratkan teman, mungkin dapat diibaratkan teman sekelas bahkan
teman sebangku.
Jadi,
sekarang coba ingat pernahkan teman kita berpikiran negatip pada kita atau membawa
pengaruh negatip pada kita ? pasti iya, kalau tidak, bararti kita tidak sadar. begitulah
tv, dia teman bagi kita namun tanpa kita sadari dia membawa pengaruh negatif
bagi diri kita.
Poin
ke 2 mengenai pentingnya mempelajari media literaci adalah efek dari media
massa sangat tidak terbatas dan tidak biasa dikendalikan. siapapun bisa terkena
efek dari media karena saat ini akses media sudah sangat mudah. dengan biaya
rendah bahkan bisa gratis kita sudah dapat menikmati isi media. sekarang coba
jawab, apakah anda tidak pernah menikmati isi media?
efek
media juga tidak bisa dikendalikan. hal ini berkenaan dengan hak masing-masing
individu, itulah sebabnya pesan positif media belum tentu di terima menjadi
positif bagi orang yang menerimanya.
Poin
ke 3 mengenai pentingnya mempelajari media literaci adalah ‘setiap media punya
“kepentingan” masing-masing”
dosen
saya pernah berkata di kelas, “tidak ada yang objektif di dunia ini bahkan
media massa sekalipun”
secara
teorinya memang media harus bersifat objektif, tapi kita tidak bisa mengingkari
bahwa orang-orang yang bekerja dimedia juga berpikir tentang untung rugi..
sesuatu yang menguntungkan wajib mereka tampilkan dan yang merugikan lebih baik
disimpan sendiri.. untung rugi disini bisa diartikan secara ekonomi, karena
media saat ini bisa disebut sebagai suatu industri.. yang bisa langsung dijual,
yang tidak bisa dijual coba dibuat jadi bisa dijual, dan itu bukan perkara
mudah kalo mereka (pekerja media) masih berpikir idealis dengan tuntutan selalu
objektif.[7]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Media massa berpengaruh langsung terhadap perilaku manusia, kaena
manusia sebagai konsumen media tidak dapat menyarin pesan-pesan media yang
bernilai negatip.
Komunikasi massa tak lagi di percaya memiliki kekuatan ampuh
mempengaruhi semua manusia dengan cara yang sama karena manusia adalah makhluk
yang dinamis, mereka tidak sebagai makhluk yang statis.
Media massa dapat mengubah gaya hidup atau
budaya lokal setempat, dengan cara mempengaruhi (persuade) cara berfikir
suatu kelompok atau kalangan masyarakat tertentu agar menyukai atau mengikuti
suatu hal yang baru atau asing bagi mereka
media literaci adalah kemampuan individu dalam menerima,
menganalisa, menyeleksi dan menyikapi apa yang telah ditampilkan oleh media
massa
media
literacy sangat penting dipelajari karena media sudah menjadi “teman” kita
sehari-hari, pernahkan teman kita berpikiran negatip pada kita atau membawa
pengaruh negatip pada kita ? pasti iya, kalau tidak, bararti kita tidak sadar.
begitulah media massa, dia teman bagi kita namun tanpa kita sadari dia membawa
pengaruh negatif bagi diri kita.
B.
Saran
Demikian
persembahan makalah dari penulis, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin
untuk mempersembahkan yang terbaik, semoga
makalah ini bermanfaat bagi pemaca dalam memahami materi pengaruh dan
kekuatan media massa serta memahami media literacy
DAFTAR PUSTAKA
Winarni,
komunikasi massa suatu pengantar, (unmu malang: UMM Pess 2003),