BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Al qur’an merupakan kitab suci umat Islam
sebagai pedoman hidup, didalamnya termuat hukum-hukum Islam, janji-janji surga
bagi yang beriman dan ancaman neraka bagi yang ingkar, berita-berita masa lalu,
hari kiamat, rahasia-rahasia ilmu pengetahuan yang baru dapat di buktikan
dijaman sekarang, kisah-kisah nabi dan orang-orang terdahulu yang menjadi bahan
perenungan dan teladan jika kisah tersebut baik, dan masih banyak lagi
kandungan-kandungan isi Alqur’an.
Semua itu patut untuk dipelajari karena itu
semua adalah isi kandungan kitap suci kita, sebagai umat Islam, berbahagialah
kita pada hari ini berkesempatan untuk mempelajari satu dari berbagai konten
yang ada dalam Alqur’an, ilmu qashash alqur’an atau kisah-kisah yang ada dalam
Alqur’an menjadi topik indah yang akan kita bahas pad hari ini.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian qashash Alqur’an
2.
Apa saja
macam-macam qashash Alqur’an
3.
Apa
tujuan qashash Alqur’an
4.
Apa
faedah qashash Alqur’an
C. Tujun
Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian qashash Alqur’an
2.
Mengetahui
macam-macam qashash Alqur’an
3.
Mengetahui
tujuan qashash Alqur’an
4.
Mengetahui
faedah qashash Alqur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Qashash
Menurut bahasa, Qashshash adalah bentuk kata
jamak dari qishah, yang berarti mengikuti jejak atau menelusuri bekas, atau
cerita/kisah. Dan menuut istilah Qashshashil Qur’an berarti kisah-kisah dalam
Alqur’an yang meceritakan ikhwal umat-umat dahulu dan Nabi-nabi mereka serta
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan
datang. Di dalam Alquran banyak diceritakan umat-umat dahulu dan sejarah nabi/para
Rasul serta ihwal negara dan perilaku bangsa-bangsa kaum dahulu.
Banyak isi dari Alqur’an yang menceritakan
kejadian manusia pertama Nabi Adam a.s. dan kehidupannya, menerangkan
kenikmatan surga dan siksaan neraka di akhirat, sebagaimana sering menjelaskan
nama-nama malaikat dan keadaan hari kiamat dan sebagainya.
Kisah-kisah itu didengarkan oleh bangsa Arab
dan pakar-pakar sejarah dari berbagai bangsa yang lain, dari para ahli kitab,
orang-orang yahudi dan Nasrani serta orang kafir Quraisy. Bagi orang-orang
kafir, cerita Alqur’an tersebut mnjadi bahan fitnahan dan tertawaan, sedangkan
bagi orang mukmin menambah keimanan[1].seperti
keterangan ayat 31 surat Al Muddatsir:
Artinya: da tiada kami jadikan
penjaga-penjaga neraka itu, melainkan terdiri dari malaikat. Dan tidak kami
jadikan bilangan mereka itu, melainkan untuk menjadi fitnah bagi orang-orang
kafir, supaya orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin dan supaya
orang-orang yang beriman bertambah kuat imannya.
B. Macam-Macam
Kisah (Qashash)
Kisah-kisah dalam Alqur’an sangat banyak dan
bermacam-macam, ada yang menceritakan para Nabi dan umat-umat terdahulu, dan
ada yang menceritakan berbagai peristiwa dan keadaan, dari masa lampau, masa
kini dan masa yang akan datang.
a.
Ditinjau dari segi waktu
Qashshashil
Qur’an jika di lihat dari segi waktu kisahnya, maka dapat di bagi menjadi tiga
macam, yaitu
a)
Kisah
hal-hal ghaib pada masa lalu, yaitu kisah yang menceritakan kejadian-kejadian
ghaib yang sudah tidak bisa di tangkap panca indra, yang terjadinya pada masa
lampau, contohnya seperti kisah para Nabi dan Rasul, kisah maryam, dan kisah
umat-umat dahulu.
b)
Kisah
hal-hal ghaib pada masa kini, yaitu kisah-kisah yang menerangkan hal-hal ghaib
pada masa sekarang, (meski sudah ada sejak dulu dan masih akan tetap ada sampai
masa yang akan datang) dan kisah yang menyingkap rahasia-rahasia orang-orang
munafik. Contohnya kisah yang menerangkan Allah SWT dan segala Sifat-sifat-Nya,
kenikmatan surga, siksa neraka, malaikat, jin, dan setan. Kisah-kisah tersebut
sudah ada sejak jaman dahulu dan akan tetap ada sampai jaman yang akan datang.
c)
Kisah
hal-hal ghaib pada masa yang akan datang, yaitu kisah yang menceritakan
peristiwa-peristiwa yang akan datang yang belum terjadi ketika Alqur’an
diturunkan, kemudian perstiwa tersebut betul-betul terjadi, oleh karena itu,
pada masa sekarang, peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Contohnya seperti
kemenangan bangsa Romawi atas Persia.[2]
b.
Ditinjau dari segi materi
Jika Qashshashil Qur’an ditinjau dari segi
materi yang di ceritakan, maka Qashshashil Qur’an itu terbagi menjadi tiga,
yaitu:
a)
Kisah-kisah
para Nabi dan Rasul, mukjizat mereka, fase-fase dakwah, penentang serta
pengikut mereka. Contohnya kisah nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan Nabi-nabi
yang lain.
b)
Kisah
orang-orang yang belum tentu Nabi dan Rasul dan kelompok-kelompok manusia
tertentu, contohnya kisah Ashabul Kahfi, Luqmanul Hakim, Qarun, Thaluth, Yaqut,
Ashabul Fiil, dll.
c)
Kisah-kisah
yang ada pada jaman Rasulullah SAW. Contohnya kisah perang badar, perang Uhud,
Hijrah, dan Isra’ Mi’raj Rasulullah.
C. Tujuan
Kisah (Qashash)
Kisah-kisah dalam Alqur’an yang diulang-ulang
mempunyai beberapa tujuan. Jika dilihat dari keseluruhan kisah yang ada maka
tujuan-tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.
1.
salah satu tujuan
cerita itu ialah menetapkan adanya wahyu dan kerasulan. Dalam al qur’an tujuan
ini diterangkan dengan jelas di antaranya dalam QS.12 : 2-3 dan QS 28 : 3.
Sebelum mengutarakan cerita nabi musa, lebih dahulu al qur’an menegaskan, “kami
membacakan kepadamu sebagian dari cerita Musa dan Fir’aun dengan sebenarnya
untuk kamu yang beriman”. Dalam QS 3 : 44 pada permulaan cerita Maryam
disebutkan, “itulah berita yang ghaib, yang kami wahyukan kepadamu”.
2.
menerangkan bahwa agama
semuanya dari Allah, dari masa Nabi Nuh sampai dengan masa Nabi Muhammad SAW,
bahwa kaum muslimin semuanya merupakan satu umat. Bahwa Allah yang maha esa
adalah tuhan bagi semuanya (QS 21 : 51-92).
3.
menerangkan bahwa agama
itu semuanya dasarnya satu dan itu semuanya dari tuhan yang Maha Esa (QS 7 :
59).
4.
menerangkan bahwa cara
yang ditempuh oleh nabi-nabi dalam berdakwah itu satu dan sambutan kaum mereka
terhadap dakwahnya itu juga serupa (QS Hud)
5.
menerangkan dasar yang
sama antara agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dengan agama Nabi Ibrahim
As, secara khusus, dengan agama-agama bangsa israil pada umumnya dan
menerangkan bahwa hubungan ini lebih erat daripada hubungan yang umum
antara semua agama. Keterangan ini berulang-ulang disebutkan dalam cerita Nabi
Ibrahim, Musa dan Isa As[3]
6.
membantah tuduhan kaum
Orientalis, melihat banyaknya kisah dalam Alqur’an yang cocok dengan fakta dan kebenaran, maka musuh-musuh Islam
berusaha untuk meremehkannyadengan melancarkan tuduhan-tuduhan yang keji dan
tidak mendasar. Tetapi semua tuduhan itu dapat dipatahkan berdasarkan fakta
yang ada.[4]
D. Faedah
Qashash Al Quran
Ada
beberapa kisah dalam Al qur’an membawa banyak faedah, yang penting diantaranya sebagai
berikut:
a.
Menjelaskan
perinsip dakwahkepada agama Allah dan keterangan pokok-pokok syariat yang
dibawa oleh masing-masing nabi/Rasul, contohnya seperti keterangan ayat 25
surat Al anbiya
b.
Mantapkan
hati Rasulullah dan ummatnya serta memperkuat keyakinan kaum mukmin terhadap
kemenangan yang benar dan kehancuran yang fatal. Contohnya seperti penjelasan
ayat 120 surat hud:
c.
Mengoreksi
pendapat para ahli kitab yang suka menyembunyikan keterangan dan
petunjuk-petunjuk kitab sucinya dan membantahnya dengan argumentasi-argumentasi
yang terdapat pada kitab-kitab sucinya sebelum diubah dan diganti oleh mereka
sendiri, contoh ayat 93, surat Ali Imran:
d.
Lebih
meresapkan pendengaran dan memantapkan keyakinan dalam jiwa para pendengarnya,
karena kisah-kisah itu merupakan salah satu dari bentuk peradaban, contoh ayat
111, surat Yusuf
e.
Untuk
memperlihatkan kemukjizatan Al qur’an dan kebenaran Rasulullah di dalam dakwah
dan pemberitaannya mengenai umat-umat terdahulu ataupun keterangan-keterangan
beliau yang lain. Contoh ayat 27 surat Al Fath:
f.
Memperlihatkan
para nabi dahulu dan kitab-kitab sucinya, serta mengabadikan nama baik dan
jasa-jasanya, contoh ayat 111 surat yusuf:
g.
Menunjukkan
kebenaran Al qur’an dan kebenaran kisah-kisahnya, karena segala yang dijelaskan
Allah dalam Alqur’an adalah benar.
h.
Menanamkan
pendidikan akhlakul karimah dan mempraktekannya, karena kisah-kisah yang baik
itu dapat meresap dalam hati nurani dengan mudah dan baik, serta mendidik untuk
meneladani yang baik dan menghindari yang jelek.[5]
Dalam Alquran, banyak sekali kisah-kisah yang
diulang, bahkan sampai puluhan kali, sperti kisah nabi-nabi terdahulu seperti
nabi Musa, Ismail, Adam, dawud, Ibrahim, dll. Hanya saja pengulangan
kisah-kisah itu dalam bentuk yang berbeda-beda, kadang secara singkat, kadang
secara sedang bahkan kadang secara panjang lebar.
Hikmah diulangnya sebagian kisah Alqur’an itu,
sebagai berikut:
a.
Menjelaskan
ketinggian mutu sasta balaghah Alqur’an, terbukti bisa mengungkapkan kisah
sampai beberapa kali tetapi dalam ungkapan yang berlainan sehingga tidak
membosankan bahkan mengasyikkan pendengar dan pembacanya.
b.
Membuktikan
ketinggian mukjizat Alqur’an, yakni bisa menjelaskan satu kisah dalam bebagai
bentuk kalimat yang bermacam-macam.
c.
Untuk
menekankan pentingnya perhatian pada kisah yang bersangkutan karena dengan
mengulang-ulang kisah adalah salah satu teknik untuk meningkatkan perhatian dan
dapat lebih meresap dalam hati.
d.
Menunjukkan
perbedaan tujuan dari tiap-tiap kali pengulanagan penyebutan kisah Alqur’an
itu, sehingga menunjukkan banyaknya tujuan penyebutan kisah sebanyak
pengulangannya. sebab, penyebutan kisah yang pertama berbeda tujuannya dengan
penyebutannya yang kedua, ketiga, dan seterusnuya.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Menurut
bahasa, Qashshash adalah bentuk kata jamak dari qishah, yang berarti mengikuti
jejak atau menelusuri bekas, atau cerita/kisah. Dan menuut istilah Qashshashil
Qur’an berarti kisah-kisah dalam Alqur’an yang meceritakan ikhwal umat-umat
dahulu dan Nabi-nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
lampau, masa kini dan masa yang akan datang
Macam-macam
Qashshashil Qur’an jika di lihat dari segi waktu kisahnya adalah kisah-kisah hal-hal
ghaib pada masa lalu, kisah-kisah hal-hal ghaib pada sekarang, kisah-kisah hal-hal
ghaib pada yang akan datang.
Macam-macam
Qashshashil Qur’an jika di lihat dari segi materinya adalah kisah-kisah para
Nabi dan Rasul, mukjizat mereka, fase-fase dakwah, penentang serta pengikut
mereka. Kisah-kisah orang-orang yang belum tentu Nabi, dan kelompok orang-orang
tertentu, dan kisah-kisah pada jaman Rasulullah.
tujuan qashashil qur’an
ialah menetapkan adanya wahyu dan kerasulan, dll.
Faedah
qashashil qur’an ialah menjelaskan perinsip dakwahkepada agama Allah dan
keterangan pokok-pokok syariat yang dibawa oleh masing-masing nabi/Rasul. dll
B. Saran
Demikian
persembahan makalah dari penulis, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin
untuk mempersembahkan yang terbaik, walaupun tidak di pungkiri masih banyak
kesalahan dari penulis sendiri, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dalam
memahami materi ilmu qashash al qur’an
DAFTAR PUSTAKA
ghirzin, muhammad “Al
qur’an dan ulumul qur’an”.
Djalal Abdul, Ulumul Qur’an,(surabaya:
dunia ilmu, 1998)