Selasa, 21 April 2015

MAKALAH PENGARUH DAN KEKUATAN MEDIA MASSA BAGI HALAYAK



PENGARUH DAN KEKUATAN MEDIA MASSA BAGI HALAYAK

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, di era globalisasi yang semakin cepat ini, peran media massa dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat di hindari lagi, dari bangun tidur sampai menjelang tidur pun kita teus di bombardir oleh pesan-pesan dari media massa, bah itu dari media visual, audio, atau audio visual,
Dengan berjalannya waktu, media pun menjadi kebutuhan setiap individu, tidak hanya orang-orang elit yang dapat menikmati media massa, bahkan orang-orang dikalangan bawah pun dapat menikmati media massa di karenakan mudahnya mengakses media massa, pun sekarang juga banyak yang gratis.
Karena arus pesan atau informasi dari media yang begitu cepat, perlu adanya benteng bagi kita agar dapat memilah pesan positip dan pesan negatip, untuk itu mari kta belajar bersama mengenai media massa dan media literaci,
B.       Rumusan Masalah
1.         Apa pengaruh media massa bagi khalayak ?
2.         Apa peranan dan kekuatan media massa di masa modern?
3.         Apakah yang di namakan media literacy?
C.      Tujuan Penulisan
1.         Mengetahui pengaruh media massa bagi khalayak
2.         Mengetahui peranan dan kekuatan media massa di masa modern
3.         Mengerti media literacy








BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengaruh Media Massa bagi Khalayak
Dari hasil penelitian para ahli komunikasi, mereka berkesimpulan bahwa media massa sangat berpengaruh terhadap halayak, ada penelitian yang mengatakan pengaruh media massa sangat kuat dan langsung terhadap seseorang, ada juga yang berpendaat pengaruh media massa sifatnya tidak langsung dan ada yang moderat.
1.         Media massa berpengaruh langsung terhadap perilaku manusia
Di berbagai media massa sering kita jumpai masalah-masalah sosial seperti anak remaja yang hidup serumah walaupun belum menikah, pembunuhan, pemerkosaan, dll. Masalah tersebut merupakan pengaruh atau efek adanya media massa, mereka meniru adegan-adegan yang di tayangkan di televisi atau vedeo-vedeo porno yang mereka lihat, ini menunjukkan bahwa kehadiran media massa sangat bepengaruh secara langsung terhadap perilaku individu.
Salah satu contoh yang menujukkan bahwa media massa berpengaruh langsung terhadap individu adalah pada akhir tahun 1990-an, Blumer (ahli sosiologi), mengadakan penelitian tentang bagaimana media dalam hal ini film dapat mempengaruhi anak-anak. Metode yang di gunakan cukup sederhana yakni 1200 pemuda dan remaja sebagai sampelnya, diminta untuk mengingat dan menceritakan sendiri apa pengaruh film yang di tontonnya pada diri mereka di usia anak-anak. Hasil dari penelitian, ditemukan bahwa media memiliki dampak sangat kuat pada anak-anak, anak-anak meniru apa yang di peragakan di film untuk diterjemahkan kedalam permainan mereka sehari-hari. Mereka belajar banyak dari perilaku, cara bicara, cara bergaul, cara berpakaian, dan sebagainya dari film yang ditonton.[1]

2.         Komunikasi massa tak lagi di percaya memiliki kekuatan ampuh mempengaruhi semua manusia dengan cara yang sama.
Pada tahun 1938 di amerika ada siaran sandiwara radio War Of The Worlds yang menimbulkan kepanikan rakyat amerika, siaran ini menceritakan ada makhluk luar angkasa yang datang kebumi dan memusnahkan umat manusia dengan sinar laser, akibat dari siaran ini banyak rakyat Amerika yang panik karna mempercayai siaran sandiwara radio ini, tapi di sisi lain, banyak juga rakyat amerika yang tidak mempercayai siaran ini sehingga tidak begitu terpengaruh oleh siaran ini.
Dari penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pengaruh media massa tidak semerata yang diperkirakan. Ada individu yang dapat di pengaruhi secara kuat dan juga ada individu yang kurang di pengaruhi oleh media massa. Ada beberapa fakta dan studi penelitian yang memperkuat penjelasan di atas dan menggeser teori jarum peluru, di antaranya:
a.         Studi yang dilakukan Hedlay Cantril sekitar tahun 1938. Cantril mewawancarai secara mendalam 138 responden yang bertempat tinggal di New Jersey, daerah dimana kepanikan terjadi karena siaran sandiwara radio paling terasa.
Hasil studi ini menemukan bahwa pengaruh itu berbeda, bergantung pada daya kritis dan tingkat pendidikan khalayak. Orang yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, cenderung memiliki daya kritis yang tinggi, mereka tidak langsung mempercayai informasi dari siaran yang mereka dengar, melainkan mereka akan mengecek terlebih dahulu kebenaran dari siaran tersebut.
b.         Studi tentang pengaruh kampanye pemilihan presiden tahun 1940 yang dilakukan Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet. Penelitian yang dilakukan di Erie Country, New York ini menggunakan 3000 responden, selama lima bulan. Para responden di lihat sikapnya terhadap para calon presiden, perubahan-perubahan yang terjadi selama lima bulan, sert faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi perubahan tersebut. Hasil studi ini adalah bahwa media massa tidak mengontrol cara berpikir pemilih. Meda massa lebih berfungsi untuk memperteguh keyakinan yang ada. Media hanyalah salah satu bagian dari jaringan pengaruh terhadap pemilih. Media tidak mempengaruhi pemilih dengan caa seragam, karena pemilih bukan lagi sebagai tubuh yang pasif yang menerima apa saja yang disuntikkan media kepadanya, akan tetapi pemilih memiliki jiwa selektif.[2]
Studi ini menganggap khalayak bukan lagi sebagai individu yang pasif akan tetapi sebagai individu yang mempunyai jiwa selektif, yaitu menyaring informasi, ini berarti media tidak mempengaruhi khalayak dengan cara seragam, ada tiga bentuk pengaruh media, yaitu:
a)         Aktivasi: proses menjadikan seseorang melakukan apa yang sebenarnya cenderung akan ia lakukan.contoh: pada pemilihan presiden, romeo belum punya pilihan, akan tetapi karena romeo sering menonton berita yang mengunggulkan pasangan jokwi jk, maka ia cenderung mendukung pasangan jokowi jk twrsebut.
b)        Penguatan: media sekedar memperkuat apa yang sudah ia yakini benar dan memang sudah sejak awal ia mempunyai pilihan. Contoh: romeo sudah mempunyai pilihan akan memilih pasangan jokowi jk, oleh sebab itu, Romeo sering menonton berita yang mengunggulkan pasangan tersebut, sehingga Romeo bertambah yakin akan pilihannya tersebut.
c)         Konversi: perubahan sikap 180 derajat pada halayak, yang semula ingin melakukan sesuatu, menjadi tidak ingin melakukan. Contoh: Romeo sudah mantap akan memilih pasangan jokowi jk, akan tetapi karena dia sering menonton berita yang isi dari berita tersebut mencitrakan pasangan prabowo hatta sebagai pasangan yang tegas, maka romeo beralih memilih pasangan prabowo hatta.[3]

B.       Peranan dan Kekuatan Media Massa di Masa Modern
Peran dan kekuatan Media Massa dalam Kehidupan Bermasyarakat
Media massa dapat mengubah gaya hidup atau budaya lokal setempat, dengan cara mempengaruhi (persuade) cara berfikir suatu kelompok atau kalangan masyarakat tertentu agar menyukai atau mengikuti suatu hal yang baru atau asing bagi mereka. Pengaruh dari media massa tersebut dapat berdampak positif maupun negatif dan dapat berwujud dalam suatu proses modernisasi ataupun westernisasi.
Menurut McQuail (2000: 102) bahwa, “the mass media are largely responsible for what we call either mass culture or popular culture, and they have ‘colonized’ other cultural forms in the process” (media massa bertanggung jawab atau mempunyai peran besar terhadap apa yang disebut kebudayaan massa atau budaya populer, dan dalam prosesnya media massa telah ‘menjajah’ bentuk budaya lain). Dengan demikian media massa dapat mensosialisasikan dan menanamkan budaya populer negara Barat di negara Asia, contohnya: berbagai produk ataupun gaya hidup Barat dengan mudahnya diterima oleh masyarakat Asia seperti minuman kaleng Coca Cola, makanan cepat saji (seperti: McDonald’s, KFC, Pizza Hut), celana jeans, musik dan para penyanyi Barat (seperti: Madonna, Justin Timberlake, atau Rihanna). Melalui televisi dan majalah, penyebarluasan budaya atau gaya hidup yang berlaku di negara Barat dilakukan dengan cara yang sangat menarik di negara-negara Asia. Ditayangkannya berbagai film barat yang mengangkat gaya hidup Barat yang bebas dan individualis mampu mengubah kelakuan (attitude) dan perilaku (behavior) masyarakat timur di negara-negara Asia, khususnya para remaja.
Bisa dikatakan, sebagian besar remaja Asia juga menganggap bahwa kebudayaan asing seperti mengkonsumsi produk Barat atau mengikuti gaya hidup masyarakat barat adalah sesuatu yang modern dan dapat menambah wawasan mereka. Saat ini, gaya hidup masyarakat di Indonesia pun menunjukkan suatu transisi, karena kebudayaan Timur yang berlaku telah “terjajah” oleh kebudayaan asing yang dianggap lebih modern, praktis dan bebas. Hal ini tentunya memberikan dampak negatif bagi perkembangan budaya lokal setempat (budaya timur) yang seharusnya dilestarikan dan diterapkan oleh remaja Indonesia pada umumnya. Dari cara berpakai, selera musik hingga cara berbahasa di Indonesia sudah banyak dipengaruhi oleh budaya barat. Sangatlah jelas bahwa proses ini termasuk dalam unsur westernisasi.
Di lain hal, media massa pun mempunyai dampak yang positif apabila arahnya menuju proses modernisasi, misalnya: sosialisasi gaya hidup yang positif dan modern yang tidak menimbulkan pengikisan budaya lokal setempat. Dalam kehidupan sehari-hari, contoh kongkritnya ialah fungsi media dalam menginformasikan ilmu pengetahuan, inovasi pendidikan maupun teknologi terbaru. Perusahaan asing dunia yang bergerak pada bidang teknologi (misalnya: komputer, peralatan rumah tangga dan kendaraan) menggunakan media massa untuk memperkenalkan inovasi terbaru dari produk mereka, baik berbentuk iklan komersil ataupun liputan berita. Secara tidak langsung, informasi yang ditayangkan memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat luas dan mampu membuat masyarakat luas untuk segera menggunakan barang-barang tersebut. Masyarakat yang dulunya membersihkan lantai rumah dengan cara menyapu, sekarang sudah dapat menggunakan vacuum cleaner. Teknologi komunikasi pun semakin marak dengan adanya iklan-iklan televisi maupun majalah yang menampilkan perkembangan inovasi yang dimiliki produk-produk telepon genggam atau pun internet. Dengan mudahnya masyarakat terpengaruh oleh media massa untuk menggunakan produk-produk terbaru demi untuk mengikuti perkembangan teknologi yang semakin hari semakin cepat.
C.      Pembahasan Mengenai Media Literacy
a.         Pengertian media literacy
Literasi media adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan hal ini ditujukan agar pemirsa sebagai konsumen media (termasuk anak-anak) menjadi sadar (melek) tentang cara media dikonstruksi (dibuat) dan diakses.[4]
media literacy oleh Mc Cannon, seorang tokoh komunikasi diartikan sebagai kemampuan secara efektif dan secara efesien memahami dan menggunakan media massa.[5]
James.W.Potter, media literacy diartikan sebagai satu perangkat perspektif dimana kita secara aktif memberdayakan diri kita sendiri dalam menafsirkan pesan-pesan yang kita terima dan bagaimana cara mengantisipasinya.[6]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media literaci adalah kemampuan individu dalam menerima, menganalisa, menyeleksi dan menyikapi apa yang telah ditampilkan oleh media massa. Ada 4 tahap yang harus di lalui individu dalam memperoleh informasi dari media massa:
1.         Menerima informasi atau pesan dari media massa
2.         Menganalisa pesan-pesan tersebut dengan nilai-nilai yang telah kita pahami
3.         Menyeleksi pesan-pesan yang bernilai negatip dan yang bernilai positip
4.         Menyikapi pesan-pesan tersebut, sehingga kita dapat manfaat pesan tersebut, pesan negatip kita jadikan pelajaran agar di suatu saat nanti kita tidak melakukannya, dan pesan positip untuk dijadikan pedoman dan pelajaran yang baik,
b.         Pentingnya mempelajari media literacy
media sudah menjadi “teman” kita sehari-hari. media bukan lagi sebuah objek konsumsi kelas sosial tertentu, setiap orang punya akses ke media. televisi, radio, koran bahkan internet tampaknya mulai dekat dengan kehidupan kita, jika diibaratkan teman, mungkin dapat diibaratkan teman sekelas bahkan teman sebangku.
Jadi, sekarang coba ingat pernahkan teman kita berpikiran negatip pada kita atau membawa pengaruh negatip pada kita ? pasti iya, kalau tidak, bararti kita tidak sadar. begitulah tv, dia teman bagi kita namun tanpa kita sadari dia membawa pengaruh negatif bagi diri kita.
Poin ke 2 mengenai pentingnya mempelajari media literaci adalah efek dari media massa sangat tidak terbatas dan tidak biasa dikendalikan. siapapun bisa terkena efek dari media karena saat ini akses media sudah sangat mudah. dengan biaya rendah bahkan bisa gratis kita sudah dapat menikmati isi media. sekarang coba jawab, apakah anda tidak pernah menikmati isi media?
efek media juga tidak bisa dikendalikan. hal ini berkenaan dengan hak masing-masing individu, itulah sebabnya pesan positif media belum tentu di terima menjadi positif bagi orang yang menerimanya.
Poin ke 3 mengenai pentingnya mempelajari media literaci adalah ‘setiap media punya “kepentingan” masing-masing”
dosen saya pernah berkata di kelas, “tidak ada yang objektif di dunia ini bahkan media massa sekalipun”
secara teorinya memang media harus bersifat objektif, tapi kita tidak bisa mengingkari bahwa orang-orang yang bekerja dimedia juga berpikir tentang untung rugi.. sesuatu yang menguntungkan wajib mereka tampilkan dan yang merugikan lebih baik disimpan sendiri.. untung rugi disini bisa diartikan secara ekonomi, karena media saat ini bisa disebut sebagai suatu industri.. yang bisa langsung dijual, yang tidak bisa dijual coba dibuat jadi bisa dijual, dan itu bukan perkara mudah kalo mereka (pekerja media) masih berpikir idealis dengan tuntutan selalu objektif.[7]





BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan
Media massa berpengaruh langsung terhadap perilaku manusia, kaena manusia sebagai konsumen media tidak dapat menyarin pesan-pesan media yang bernilai negatip.
Komunikasi massa tak lagi di percaya memiliki kekuatan ampuh mempengaruhi semua manusia dengan cara yang sama karena manusia adalah makhluk yang dinamis, mereka tidak sebagai makhluk yang statis.
Media massa dapat mengubah gaya hidup atau budaya lokal setempat, dengan cara mempengaruhi (persuade) cara berfikir suatu kelompok atau kalangan masyarakat tertentu agar menyukai atau mengikuti suatu hal yang baru atau asing bagi mereka
media literaci adalah kemampuan individu dalam menerima, menganalisa, menyeleksi dan menyikapi apa yang telah ditampilkan oleh media massa
media literacy sangat penting dipelajari karena media sudah menjadi “teman” kita sehari-hari, pernahkan teman kita berpikiran negatip pada kita atau membawa pengaruh negatip pada kita ? pasti iya, kalau tidak, bararti kita tidak sadar. begitulah media massa, dia teman bagi kita namun tanpa kita sadari dia membawa pengaruh negatif bagi diri kita.
B.       Saran
Demikian persembahan makalah dari penulis, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mempersembahkan yang terbaik, semoga  makalah ini bermanfaat bagi pemaca dalam memahami materi pengaruh dan kekuatan media massa serta memahami media literacy

DAFTAR PUSTAKA
Winarni, komunikasi massa suatu pengantar, (unmu malang: UMM Pess 2003),



[1] Winarni, komunikasi massa suatu pengantar, (unmu malang: UMM Pess 2003), hlm. 113
[2]Winarni, komunikasi massa suatu pengantar, (unmu malang: UMM Pess 2003), hlm. 117
[3] Winarni, komunikasi massa suatu pengantar, (unmu malang: UMM Pess 2003), hlm. 118

[6] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar