Makalah Biografi fazlur rahman
KATA PENGANTAR
Segala
puji hanya milik Allah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Karena
berkat rahmat. taufiq. hidayah dan inayah-Nyalah makalah ini bisa kami
selesaikan.
Sholawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi akhir zaman. Nabi Muhammad saw.
yang telah membimbing umat-umatnya ke jalan yang benar. tiada lain setelah
datangnya agama Islam.
Makalah yang berjudul “(Mengenal Fazlur Rohman Melalui
Pemikiran-Pemikirannya)” ini merupakan usaha kami untuk memenuhi tugas
pembuatan makalah pada mata kuliah Ilmu Kalam. Semoga dengan karya tulis kecil ini
bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin ya Robbal ‘alamin
Kami juga menyadari masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. maka dari itu kami berharap kepada teman-teman untuk
tidak segan-segan memberikan kritik dan sarannya kepada kami demi perbaikan
makalah kami selanjutnya.
24 Nopember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A.
Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
B.
Rumusan Masalah .......................................................................................1
C.
Tujuan .........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
A.
Biografi fazlur rahman ................................................................................2
B.
Pemikiran Fazlur rahman ............................................................................6
C.
Karakteristik Pemikirannya .........................................................................7
D.
Karya-Karya Fazlur Rahman ......................................................................7
BAB III PENUTUP .................................................................................................8
A.
Kesimpula ...................................................................................................8
B.
Kritik dan Saran ..........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9
BAB I
PENDHULUAN
A.
Latar belakang
Ilmu kalam biasa di sebut dengan beberapa nama,
antara lain: ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqih al-akbar, teologi islam.[1]
Oleh sebab itu sangatlah wajar kalau terjadi banyak sekali perbedaan dalam
pemikiran tokoh-tokoh ilmu kalam, baik itu dari tokoh ilmu kalam klasik,
modern, ataupun tokoh ilmu kalam kontemporer.
Sehingga dalam makalah ini pemakalah akan
membahas tentang beberapa materi dari tokoh ilmu kalam kontemporer khususnya
Fazlur Rahman, baik itu biograpinya, pemikiranya dan lain-lain.
B.
Rumusan masalah
1.
Jelaskan
biografi Fazlur Rohman?
2.
Apa saja pemikiran
Fazlur Rohman?
3.
Jelaskan
karakteristik pemikiran Fazlur Rohman?
4.
Apa saja Karya-karya
Fazlur Rohman?
C.
Tujuan
penulisan
1.
Mengetahui
biografi Fazlur Rohman.
2.
Mengetahui
pemikiran Fazlur Rohman.
3.
Mengetahui
karakteristik pemikiran Fazlur Rohman.
4.
Mengetahui
karya-karya Fazlur Rohman.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Fazlur Rahman
Fazlur Rahman dilahirkan pada tanggal 21
September 1919 di Hazara, suatu daerah yang sekarang terletak di barat laut Pakistan.
Fazlur Rahman dilahirkan
dalam suatu keluarga Muslim yang sangat religius. Kerelegiusan ini dinyatakan
oleh Fazlur Rahman sendiri yang mengatakan bahwa ia mempraktekan ibadah-ibadah
keisalaman seperti shalat, puasa, dan lainnya, tanpa meninggalkannya sekalipun.
Dengan
latar belakang kehidupan keagamaan yang demikian, maka menjadi wajar ketika
berumur sepuluh tahun ia sudah dapat menghafal Alquran. Adapun mazhab yang
dianut oleh keluarganya ialah mazhab Hanafi.[2]
Orang tua Fazlur Rahman sangat mempengaruhi
pembentukan watak dan keyakinan awal keagamaannya. Melalui ibunya, Fazlur
Rahman memperoleh pelajaran berupa nilai-nilai kebenaran, kasih sayang, kesetiaan, dan cinta. Ayah Fazlur Rahman
merupakan penganut mazhab Hanafi yang sangat kuat, namun beliau tidak menutup
diri dari pendidikan modern. Tidak seperti penganut mazhab Hanafi fanatik
lainnya ketika itu, Ayahnya berkeyakinan bahwa Islam harus memandang modernitas
sebagai tantangan-tantangan dan kesempatan-kesempatan. Pandangan ayahnya inilah
yang kemudian mempengaruhi pemikiran dan keyakinan Fazlur Rahman. Selain itu,
melalui tempaan ayahnya, Fazlur Rahman pada kemudian hari menjadi seorang yang
bersosok cukup tekun dalam mendapatkan pengetahuan dari berbagai sumber, dan melalui ibunyalah kemudian ia
sangat tegar dan tabah dalam mengembangkan keyakinan dan pembaruan Islam.
Pada tahun 1933, Fazlur Rahman melanjutkan
pendidikannya di sebuah sekolah modern di Lahore. Selain mengenyam pendidikan
formal, Fazlur Rahman pun mendapatkan pendidikan atau pengajaran tradisinonal
dalam kajian-kajian keislaman dari ayahnya, Maulana Syahab al Din. Materi
pengajaran yang diberikan ayahnya ini merupakan materi yang ia dapat ketika
menempuh pendidikan di Darul Ulum Deoband, di wilayah utara India. Ketika
berumur empat belas tahun, Fazlur Rahman sudah mulai mempelajari filsafat,
bahasa Arab, teologi atau kalam, hadis dan tafsir.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya,
Fazlur Rahman kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil bahasa Arab
sebagai kosentrasi studinya dan pada tahun 1940 ia berhasil mendapatkan gelar
Bachelor of Art. Dua tahun kemudian, tokoh utama gerakan neo modernis Islam ini berhasil menyelesaikan
studinya di universitas yang sama dan mendapatkan gelar Master dalam bahasa
Arab.
Pada tahun 1946, Fazlur Rahman berangkat ke
Inggris untuk melanjutkan studinya di Oxford University. Selama menempuh pendidikan di Barat, Fazlur
Rahman menyempatkan diri untuk belajar berbagai bahasa
asing. Bahasa-bahasa yang berhasil dikuasai olehnya diantaranya ialah Latin,
Yunani, Inggris, Jerman, Turki, Arab dan Urdu. Penguasaan berbagai bahasa ini membantu Fazlur Rahman dalam
memperdalam dan memperluas cakrawala keilmuannya (khususnya studi keislaman)
melalui penelusuran berbagai
literatur.[3]
Dan pada saat berumur 32
tahun Fazlur Rahman meraih gelar doktornya, di Oxford University, Fazlur Rahman
tidak langsung ke negeri asalnya Pakistan (ketika itu sudah melepaskan diri
dari India), ia memutuskan untuk tinggal beberapa saat disana. Ketika tinggal
di tinggal di Inggris, Fazlur Rahman sempat mengajar di Durham University.
Kemudian pindah mengajar ke Institute of Islamic Studies, McGill University,
Kanada, dan menjabat sebagai Associate Professor of Philosophy sampai awal tahun
1960. Menurut pengakuan Fazlur Rahman, ketika menempuh studi pascasarjana di
Oxford University dan mengajar di Durham University, konflik antara pendidikan
modern yang diperolehnya di Barat dengan pendidikan Islam tradisional yang
didapatkan ketika di negeri asalnya mulai menyeruak. Konflik ini kemudian
membawanya pada skeptisisme yang cukup dalam, yang diakibatkan studinya dalam
bidang filsafat.
Setelah tiga tahun
mengajar di McGill University, akhirnya pada awal tahun 1960 Fazlur Rahman
kembali ke Pakistan setelah sebelumnya diminta bantunnya oleh Ayyub Khan untuk
membangun negeri asalnya, Pakistan. Menurut Moosa (2000: 2), permintaan Ayyub Khan
kepada Fazlur Rahman ialah bertujuan untuk membawa Pakistan pada khittah berupa
negara yang bervisi Islam Selanjutnya pada tahun 1962, Fazlur Rahman diminta
oleh Ayyub Khan untuk memimpin Lembaga Riset Islam (Islamic Research Institute)
dan menjadi anggota Dewan Penasihat Ideologi Islam (The Advisory Council of
Islamic Ideology). Motivasi Fazlur Rahman untuk menerima tawaran dari Ayyub
Khan dapat dilacak pada keinginannya untuk membangkitkan kembali visi Alquran
yang dinilainya telah terkubur dalam puing-puing sejarah.
Kursi panas yang diduduki oleh Fazlur Rahman
akhirnya menuai berbagai reaksi. Para ulama tradisional menolak
jika Fazlur Rahman mendudukinya, ini disebabkan oleh latar belakang
pendidikannya yang ditempuh di Barat. Penentangan atas Fazlur Rahman akhirnya
mencapai klimaksnya ketika jurnal Fikr-o-Nazar menerbitkan tulisannya yang
kemudian menjadi dua bab pertama bukunya yang berjudul Islam. Pada tulisan
tersebut, Fazlur Rahman mengemukakan pikiran kontroversialnya mengenai hakikat
wahyu dan hubungannya dengan Muhammad saw. Menurut Fazlur Rahman, Alquran
sepenuhnya adalah kalam atau perkataan Allah swt, namun dalam arti biasa,
Alquran juga merupakan perkataan Muhammad saw. Akibat pernyataan-pernyataannya
tersebut, Fazlur Rahman dinyatakan sebagai munkir-i-Quran (orang yang tidak
percaya Alquran). Menurut Amal, kontroversi dalam media masa Pakistan mengenai
pemikiran Fazlur Rahman tersebut berlalu hingga kurang lebih satu tahun, yang
pada akhirnya kontroversi ini membawa pada gelombang demonstrasi massa dan
mogok total di beberapa daerah Pakistan pada September 1968. Menurut hampir
seluruh pengkaji pemikiran Fazlur Rahman berpendapat bahwa penolakan atasnya
bukanlah ditujukan kepada Fazlur Rahman tetapi untuk menentang Ayyub Khan.
Hingga akhirya pada 5 September 1968 permintaan Fazlur Rahman untuk
mengundurkan diri dari pimpinan Lembaga Riset Islam dikabulkan oleh Ayyub Khan.
Pada akhir tahun 1969 Fazlur Rahaman
meninggalkan Pakistan untuk memenuhi tawaran Universitas California, Los
Angeles, dan langsung diangkat menjadi Guru Besar Pemikiran Islam di
universitas yang sama. Mata kuliah yang ia ajarkan meliputi pemahaman Alquran,
filsafat Islam, tasawuf, hukum Islam, pemikiran politik Islam, modernism Islam,
kajian tentang al Ghazali, Shah Wali Allah, Muhammad Iqbal, dan lain-lain.
Salah satu alasan yang menjadikan Rahman memutuskan untuk mengajar di Barat
disebabkan oleh keyakinan bahwa gagasan-gagasan yang ditawarkannya tidak akan
menemukan lahan subur di Pakistan. Selain itu, Rahman menginginkan adanya
keterbukaan atas berbagai gagasan dan suasana perdebatan yang
sehat, yang tidak ia temukan di Pakistan.[4]
Selama di Chicago, Fazlur Rahman mencurahkan
seluruh kehidupannya pada dunia keilmuan dan Islam. Kehidupannya banyak
dihabiskan di perpustakaan pribadinya di basement rumahnya, yang terletak di
Naperville, kurang lebih 70 kilometer dari Universitas Chicago. Rahman sendiri
menggambarkan aktitivitas dirinya tersebut layaknya ikan yang
naik ke atas hanya untuk mendapatkan udara. Dari konsistensinya dan
kesungguhannya terhadap dunia keilmuan akhirnya Rahman mendapatkan pengakuan
lembaga keilmuan berskala internasional. Pengakuan tersebut salah satunya ialah
pada tahun 1983 ia menerima Giorgio Levi Della Vida dari Gustave E von
Grunebaum Center for Near Eastern Studies, Universitas California, Los Angeles.
Selama kurang lebih 18 tahun menetap di
Chicago, rahman telah menampilkan sebagai pigur pemikir modern yang bertanggung
jawab dan senantiasa berfikir untuk mencari solusi-solusi dari problema yang
dihadapi islam dan umatnya. Ada sejumlah buku yang berhasil dia tulis dan
puluhan artikel lainnya yang tersebar di berbagai jurnal ilmiah internasional.
Itulah sebagai peninggalnnya yang smpai kini pemikiran-pemikirannya masih terus
di kaji banyak kalangan. Pada tanggal 26 juli 1998, setelah lama terserang
dibetes, Fazlur Rahma meninggal dunia.[5]
B.
Pemikiran Fazlur Rohman
Fazlur Rahman dengan
segala kemampuan intelektualnya sudah tentu tidak bebas dari kekurangan dan
kelemahan. Maka adalah hak kita untuk menerima, menyetujui atau menolak seluruh
atau sebagian hasil pemikirannya untuk semua pada posisi penerimaan atau
penolakan, seorang intelektual pencari kebenaran sudah tentu akan mengumpulkan
berbagai informasi yang berkaitan dengan pendapat dan pemikiran yang di
kemukakan untuk menilai pendapat Fazlur Rahman, orang harus memahami al-Qur’an
sebagai sebuah ajaran yang utuh lebih dulu, di samping Sunnah, Sejarah Islam
dan lain-lain.
Di antara pemikiran Fazlur Rahman antara lain :
a.
Ia menegaskan bahwa
al-Qur’an bukanlah suatu karya misterius atau karya sulit yang memerlukan
manusia berlatih secara teknis untuk memahami dan menafsirkan
perintah-perintahnya, di sini di jelaskan pula prosedur yang benar untuk
memahami al-Qur’an.
b.
Seseorang harus
mempelajari al-Qur’an dalam Ordo Histories untuk mengapresiasikan tema-tema dan
gagasan-gagasannya.
c.
Seseorang harus
mengkajikan dalam konteks latar belakang social historisnya, hal ini tidak
hanya berlaku untuk ayat-ayatnya secara individual tapi juga untuk al-Qur’an
secara keseluruhan. Tanpa memahami latar belakang mikro dan makronya secara
memadai. Menurut Fazlur Rahman, besar kemungkinan seseorang akan salah tangkap
terhadap élan dan maksud al-Qur’an aktifitas Nabi baik di Mekkah atau di
Madinah.
d.
Dalam karyanya Islam and
Modernity 1982 Fazlur Rahman menekankan, akan mutlak perlunya mensistematiskan
materi ajaran al-Qur’an. Tanpa usaha ini bisa terjadi penerapan ayat-ayatnya
secara individual dan terpisah berbagai situasi akan menyesatkan.[6]
C.
Karakteristik
pemikirannya
Perlu di kemukakan bahwa
konsep teologi Fzlur Rahman bukan merupakan kajian tersendiri yang di tulis
dalam suatu karya khusus, tetapi lebih merupakan refleksi pemikiran sebgai
hasil dari proses dialetika berfikirnya. Memang dalam beberpa buku dan sejumlah artikel yang di tulis, Rahman
sering membicarakan doktrin-doktrin teologi yang pernah di kembangkan oleh aliran-aliran
terdahlu dan kemudian dia mengkritisinya sehingga dari sinilah dpat di lacak
pola-pola pemikiran teologi rahman.[7]
Jadi karakteristik
pemikiran Fazluz Rahman adalah dalam
pemikiran teologi-teologi terdahulu sejauh hal-hal yang positif harus di
pertahankan dan sebaliknya terhadap doktrin-doktrinnya yang kurang lurus dan
tidak dapat di ketemukan akar-akarnya dalam ajaran Qur’an, maka perlu di
rekonstruksi. Hal demikian tidak lain mengingat sebuah sistem teologi bisa saja
secara logiskoheren, namun bisa juga sama sekali palsu terhadap agama yang di
katakannya sebagai di rumuskannya. Dari sinilah upaya rekonstruksiteologi di
anggap penting.[8]
Dan salah satu
karakeristik pemikiranya juga adalah bahwa manusia dengan kekuatan moralnya,
tema tentang ketuhanan dan alam semesta sekan hanya bagianpelengkap dari tema
besar moralitas manusia, krena tujuan sentrala agama tidak lain adalahmembentuk
pribadi manusia yang luhur dan bermoral.[9]
D.
Karya-karya
Fazlur Rohman
Karya-karya yang mula di tulis, selain
disertai doktralnya tentang Ibnu sina
adalah teks terjemahan ke dalam bahasa
inggris di karya monumental IbnuSIna kitab an-Najat denagn judul Avicenna’s psychology (1952). Beberapa
tahun kemudian Rahman menyunting karya Ibnu Sina lainnya Kitab An-Nafs dan di terbitkan dengan judul Avicenna’s De Anima (1959). Karya lain
menjelang tahun 1960-an adalah propechy
in Islam: philosophy Ortodoxy and (1956), Islamic Methodology in History
(1965), Major Themes Of The Qur’an (1980),
Islam and Modernitiy; Transpormation of
an Intllectual Tradition (1982).[10]
BAB III
PENUTUP
A.
kesimpulan
Fazlur Rahman dilahirkan
dalam suatu keluarga Muslim yang sangat religius. Kerelegiusan ini dinyatakan
oleh Fazlur Rahman sendiri yang mengatakan bahwa ia mempraktekan ibadah-ibadah
keisalaman seperti shalat, puasa, dan lainnya, tanpa meninggalkannya sekalipun.
Dengan
latar belakang kehidupan keagamaan yang demikian, maka menjadi wajar ketika
berumur sepuluh tahun ia sudah dapat menghafal Alquran. Adapun mazhab yang
dianut oleh keluarganya ialah mazhab Hanafi.
Fazlur Rahman dengan segala kemampuan
intelektualnya sudah tentu tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan. Maka
adalah hak kita untuk menerima, menyetujui atau menolak seluruh atau sebagian
hasil pemikirannya untuk semua pada posisi penerimaan atau penolakan, seorang
intelektual pencari kebenaran sudah tentu akan mengumpulkan berbagai informasi
yang berkaitan dengan pendapat dan pemikiran yang di kemukakan untuk menilai
pendapat Fazlur Rahman, orang harus memahami al-Qur’an sebagai sebuah ajaran
yang utuh lebih dulu, di samping Sunnah, Sejarah Islam dan lain-lain.
B.
Kritik dan
Saran
Demikianlah makalah ini penulis uraikan, di
harapkan dengan adanya pembahasan makalah ini, kita sebagai remaja masa depan, akan memiliki keinginan kuat
untuk meniru pemikiran-pemikiran yang atraktif dari fazlur rahman, dan kita
dapat mengaktualisasikan pemikiran kita untuk kemaslahatan umat.
DAFTAR PUSTAKA
Muktafi
Fahal dan Ahamad Amir
Aziz, Teologi islam modern, Gitamedia Press, Surabaya, 1999
Abdul
razak dan rosihun anwar, ilmu kalam, CV. Pustaka setia, Bandung, 2001
Fazlur
Rahaman, Gelombang Perubahan Dalam Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo., Persada, 2001
[2] Muktafi Fahal dan Ahamad
Amir Aziz, Teologi islam modern, Gitamedia Press, Surabaya, 1999, hal. 133
[6] Fazlur Rahaman, Gelombang Perubahan Dalam
Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 6-9
[10] Ibid, hal.137-139
di perbolehkan
untuk mengkopi dan menjadikan artikel ini sebagai referensi dan yang lainnya.
dengan syarat
harus menyertakan catatan kaki dari alamat blog ini dan tolong ya, transver
pulsa 1000 rupiah ke nomor 085708860032. terimasih sobat yang sudah berbaik
hati.
jika kedua
syarat itu terpenuhi, maka halal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar